Umur Panjang Bukan Sekadar Angka, Tapi Kesempatan Beramal Tim Redaksi, 18/06/2025 Pesan Dakwah Prof Veni Hadju SEORANG sahabat saya bercerita tentang ibunya yang kini telah berusia 85 tahun. Di usia yang oleh banyak orang dianggap uzur, ibunya justru tampil sebagai pribadi yang taat, tekun, dan penuh semangat beribadah. Selama bulan Ramadan ini, beliau tetap melaksanakan semua ibadah wajib, bahkan memperbanyak amalan sunah dengan konsistensi yang menakjubkan. Setiap harinya, sang ibu membaca 10 juz Al-Qur’an. Artinya, dalam sehari semalam, beliau mampu menyelesaikan dua juz setiap kali waktu salat. Jika pola ini konsisten selama sebulan penuh, maka beliau akan khatam Al-Qur’an 10 kali dalam satu Ramadan. Betapa luar biasanya! Tidak hanya pada kemampuannya membaca, tetapi pada kecintaan dan ketaatannya yang tulus kepada Allah di usia senja. Banyak orang berharap mendapatkan umur panjang. Namun, apa makna umur panjang jika hanya menjadi deretan angka tanpa makna ibadah? Ada yang mencapai usia tua namun tidak mampu lagi mendekat kepada Allah karena tubuhnya telah lemah, atau hatinya tak lagi bergairah dalam taat. Ada pula yang hari-harinya hanya diisi dengan rutinitas duniawi tanpa nilai ukhrawi. Padahal, umur panjang adalah anugerah yang hanya berarti bila diisi dengan ketaatan. Seperti ibunda sahabat saya — beliau tidak hanya hidup lama, tapi benar-benar hidup dalam cahaya ketaatan. Ia tidak hanya memiliki napas panjang, tetapi juga nafkah amal yang terus mengalir. Setiap huruf yang ia baca dari Al-Qur’an, setiap sujud dan rukuk yang ia lakukan, menjadi saham akhirat yang tak ternilai. Itulah hakikat hidup yang diberkahi. Sungguh beruntung mereka yang bisa menghabiskan masa tuanya dengan memperbanyak ibadah, menghadirkan dzikir di setiap detik, dan memakmurkan hidupnya dengan amal saleh. Mereka tidak sekadar menua, tetapi menapaki usia senja dalam pelukan rahmat Allah. Ini adalah hidayah yang tidak diberikan kepada semua orang. Usia tua seringkali datang bersama keterbatasan, tetapi ketaatan adalah pilihan yang bisa dijaga — bahkan hingga napas terakhir. Allah menegaskan dalam firman-Nya: “Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu ditetapkan segala urusan yang penuh hikmah,” (QS. Ad-Dukhan: 3–4) Malam-malam terakhir Ramadan adalah saat di mana umur kita, rezeki kita, dan takdir kita ditentukan oleh Allah. Maka, mintalah kepada-Nya bukan sekadar umur panjang, tapi umur yang penuh nilai, dipenuhi amal-amal terbaik, dan ditutup dengan husnul khatimah. Ya Allah, karuniakanlah kami usia yang panjang, tapi bukan sekadar panjang — melainkan usia yang penuh makna dalam ibadah, dzikir, sedekah, dan amal kebajikan. Jadikan sisa umur kami sebagai jalan menuju ridha dan surga-Mu. Aamiin.