Kemerdekaan, Nikmat Allah yang Patut Disyukuri Tim Redaksi, 17/08/2025 Pesan Dakwah Prof Veni Hadju HARI ini bangsa Indonesia merayakan kemerdekaannya yang ke-80. Delapan dekade telah berlalu sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 dikumandangkan, sebuah tonggak sejarah yang menandai lahirnya bangsa yang berdaulat. DAFTAR ISI Toggle Patut DisyukuriHasil Perjuangan dan Ridha AllahJihad di Era KemerdekaanPenutup Namun, pertanyaan penting yang patut kita renungkan bersama adalah kapan sesungguhnya sebuah negara dapat disebut merdeka? Kemerdekaan bukan sekadar terlepas dari penjajahan fisik, tetapi juga berarti memiliki kedaulatan penuh untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa campur tangan pihak asing. Negara merdeka adalah negara yang mampu berdiri tegak, bebas dari dominasi kekuatan luar, dan berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. Secara de facto, Indonesia sudah merdeka sejak 1945, meski pengakuan internasional baru tiba pada tahun 1949 setelah perjuangan panjang melawan kolonialisme Belanda. Patut Disyukuri Hidup dalam alam kemerdekaan adalah nikmat Allah yang sangat besar. Cobalah membayangkan jika hingga kini kita masih berada di bawah bayang-bayang penjajah. Aturan dan hukum mungkin tidak berpihak pada kita, bahkan bisa merugikan kehidupan rakyat banyak. Namun karena rahmat Allah, kita hari ini bisa menentukan arah bangsa sendiri. Dalam kehidupan beragama, kita dapat merasakan langsung manisnya buah kemerdekaan. Kita bisa beribadah dengan leluasa, mendengar lantunan azan dari masjid, serta menjalankan syariat agama tanpa halangan. Para muslimah kita bebas menutup aurat sesuai perintah agama. Dalam dunia pendidikan, anak-anak kita dapat belajar ilmu agama di sekolah melalui kurikulum yang memasukkan nilai-nilai ilahiah sebagai pedoman hidup. Semua itu adalah bentuk kemerdekaan yang seharusnya terus kita syukuri dan jaga. Hasil Perjuangan dan Ridha Allah Kita harus meyakini bahwa kemerdekaan Indonesia bukan hanya hasil strategi para pejuang, tetapi juga merupakan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dengan izin-Nya, perjuangan para pahlawan yang berbekal tekad dan doa mampu mengalahkan penjajah, meskipun hanya bersenjatakan bambu runcing. Allah-lah yang memenangkan hamba-hamba-Nya dalam menegakkan kebenaran. Namun, perjuangan belum berakhir. Setiap generasi memiliki tantangannya masing-masing. Jika dulu musuh kita adalah penjajah, kini musuh kita adalah kebodohan, kemiskinan, korupsi, perpecahan, dan lemahnya moralitas. Inilah bentuk “penjajahan baru” yang harus kita hadapi dengan kesungguhan dan kerja keras. Jihad di Era Kemerdekaan Kemerdekaan memberikan kesempatan bagi kita untuk berjuang dengan cara berbeda. Bukan lagi mengangkat senjata di medan perang, melainkan berjihad melalui ilmu, amal, dan pengabdian. Setiap warga negara dituntut untuk memberi sumbangsih terbaik bagi bangsa, sesuai dengan kapasitas dan peran masing-masing. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: وَمَن جَٰهَدَ فَإِنَّمَا يُجَٰهِدُ لِنَفۡسِهِۦٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ ٱلۡعَٰلَمِينَ “Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” (QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 6). Ayat ini menegaskan bahwa setiap jihad yang kita lakukan sejatinya kembali untuk diri kita sendiri. Berjihad untuk memajukan bangsa berarti kita sedang menanam amal saleh yang akan kembali kepada kita, baik di dunia maupun di akhirat. Penutup Kini saatnya kita memaknai kemerdekaan bukan hanya sebagai warisan sejarah, melainkan sebagai amanah yang harus terus dijaga. Setiap generasi wajib melanjutkan estafet perjuangan dengan cara yang sesuai zamannya. Jika generasi sebelumnya berjuang dengan bambu runcing, maka generasi kini harus berjuang dengan ilmu, teknologi, integritas, dan kerja nyata. Mari kita jadikan kemerdekaan ini sebagai landasan untuk membangun Indonesia yang makmur, adil, dan bermartabat. Dan pada saat yang sama, mari kita niatkan perjuangan ini sebagai bekal menuju kebahagiaan hakiki di akhirat kelak. BERJIHADLAH UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT INDONESIA SERTA KEBAHAGIAAN HIDUP DI AKHIRAT KELAK.